Adam dan Hawa,megantropus atau ciptaan tuhan??

Sewaktu menghantam permukaan bumi, daya ledakannya akan beberapa ratus sampai ribuan kali lipat daya hancur bom atom. Walaupun setelah pasca tumbukan, efeknya tidak akan berhenti begitu saja. Hawa panas yang dikirimkan pusat ledakan akan membakar dan menghanguskan sebagian besar hutan dan membakar apa yang hidup di dalamnya. Lapisan-lapisan bumi yang rapuh bila terhantam akan bergeser. Gempa bumi tektonik yang tidak terbayangkan akan terjadi, pulau-pulau akan hilang tenggelam atau tergeser. Kemudian hantaman ke kulit bumi ini akan merangsang gerakan lava keluar ke permukaan. Gunung-gunung berapi yang tidak aktif mungkin terbangun dan meletus lagi. Tidak perlu dikatakan kalau yang masih aktif, karena pasti akan meletus dengan kekuatan berlipat-lipat.

Inilah yang menjadi penyebab kepunahan dinosaurus, makhluk ciptaan Tuhan versi awal. Gunung berapi akan memuntahkan asap hitam yang panas dan memuntahkan debu vulkanik ke atmosfer bumi. Ledakan Krakatau pada 1800-an dapat dirasakan di seluruh bagian bumi dan debunya menghalangi sinar matahari sampai berbulan-bulan. Bila meteor telah membangunkan seluruh gunung berapi, debu yang ditimbulkannya akan bertahan di atmosfer bertahun-tahun. Ia akan menghalangi sinar matahari. Tidak ada sinar matahari berarti tidak ada pohon yang hidup. Bila tidak ada pohon berarti tidak akan ada oksigen dan makanan. Seluruh hewanpun akan mati kekurangan oksigen, kelaparan dan karena musim dingin global yang terjadi, ditambah debu yang mengganggu pernapasan dan pandangan. Hewan yang selamat dari hantaman meteor tidak akan selamat dari dampak lanjutannya.

Kita tahu bahwa meteor yang jatuh ke bumi yang mengakibatkan kepunahan dinosaurus. Namun bila dinosaurus ada sebelum kisah penciptaan enam harinya Kejadian, kita akan sadar bahwa benda-benda langit, termasuk meteor baru diciptakan pada hari keempat penciptaan. Lalu apakah yang menghantam bumi sebelum meteor pernah ada? Dapatkah Anda mulai menebak apa yang jatuh dari langit waktu itu?

Selama beberapa saat, keadaan damai ini berlangsung. Hingga suatu saat yang jahat muncul dalam hati tangan kanan Allah. Ya, Lucifer sebagai makhluk nomor dua setelah Tritunggal ingin mengambil alih tahta kudus Allah. “Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. [Wahyu 12:8].

Ke manakah Lucifer dibuang saat dia memberontak dan di tolak di surga? Ingat bahwa hanya ada dua tempat yang diciptakan Allah pada mulanya! Benar: bumi. Dan seperti apakah saat Lucifer jatuh ke bumi? Seperti bintang jatuh! Dan ia tidak jatuh sendirian. Sepertiga malaikat yang berubah jahat juga ikut jatuh seperti bintang! Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. [Wahyu 12:9] Dengan ekornya ia menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke bumi. [Wahyu 12:4]

Dan sewaktu kejatuhannya, Lucifer diibaratkan sebagai naga yang menyeret sepertiga bintang dan melemparkannya ke bumi. Dia sendiri disebut sebagai “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai (Lucifer) Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh ke bumi... [Yes14:12]” Kejatuhannya juga menghancurkan seluruh karya sempurna Tuhan yang telah ada di bumi. Itulah yang menyebabkan bumi menjadi tempat yang chaos sebelum penciptaan, penuh keputusasaan malaikat-malaikat yang terbuang, penuh kehancuran dan mungkin seluruh dataran habis tersapu tsunami dan permukaan seluruh bumi ditutupi air.

Bayangkan efek yang harus diterima bumi saat makhluk nomor dua setelah Tritunggal jatuh menghantamnya, ditambah lagi sepertiga jumlah malaikat yang ikut bersamanya. Debu vulkanik memenuhi udara dan menghalangi cahaya dan menyebabkan bumi gelap gulita. “Tapi ada yang aneh lagi!” Anda berkata, “debu itu menghalangi cahaya apa? Bukankah matahari belum ada? Dan bagaimana tumbuhan dapat hidup bila tidak ada matahari?”

Sebenarnya, apakah yang dibutuhkan tumbuhan? Matahari, atau cahayanya? Tentu bukan matahari yang menghidupkan tumbuhan melainkan cahayalah yang menghidupkannya. Lantas cahaya apa yang menghidupi pohon-pohon pada masa itu? Cahaya Tuhan! Ingat bahwa pada awalnya Tuhan tidak menciptakan matahari untuk menerangi bumi, namun berkata, “Biarlah ada terang di bumi.” Itulah cahaya itu, Terang itu sendiri yang menerangi bumi, sama seperti surga yang dijanjikan, saat tidak ada lagi matahari, tapi Terang itu sendiri yang menyinari semuanya, dan terang itu tidak diciptakan karena Dia-lah terang itu. Gelaplah yang datang kemudian, saat hati ciptaan-Nya terkorupsi, saat itulah gelap lahir. Tumbuhan pada masa itupun hidup cukup karena Terang cahaya kemuliaan itu. Tidak perlu matahari bila ada terang dari Sang Pencipta.

Inilah kemungkinannya, bahwa yang menghalangi cahaya hadir di bumi saat kejatuhan iblis bukan sepenuhnya karena debu, namun karena hadirat iblis dan kuasa gelap yang memenuhi seluruh muka bumi saat itu. Apa yang terjadi adalah Tuhan yang telah kehilangan makhluk-Nya di bumi mengundurkan diri dari bumi dan mengangkat hadirat-Nya, beserta cahaya-Nya dari bumi. Itulah mengapa kita menemukan keadaan bumi yang gelap gulita pada awal penciptaan.

Kenyataannya adalah kita selalu menyangka bahwa pada awalnya adalah gelap, kemudian Tuhan menciptakan terang untuk mengatasi gelap. Tidak, terang itulah yang sebenarnya ada sejak awal, gelap itulah yang datang kemudian untuk mengusik terang yang kekal. Banyak orang melihat bahwa pada awalnya adalah kegelapan, kemudian Allah menciptakan terang, dan ini memberikan persepsi bahwa yang gelap selalu ada terlebih dahulu. Dari sinilah New Age juga mendapatkan kebijaksaan tentang Tuhan bahwa Tuhan mengalami evolusi dari kekosongan sempurna dan kebijaksanaan
sempurna menjadi suatu zat maha kuasa. Sungguh indah karangan New Age tentang munculnya ke-Tuhanan, sungguh terdengar sangat bijaksana, namun hanya bagi dunia ini, bukan untuk kita. Tuhan kita tidak pernah berubah, dari dulu, sekarang, selamanya!

Apakah Allah akan membiarkan hal ini terjadi?

Setelah beberapa lama, Allah memulai rencana-Nya untuk mengembalikan kemuliaan-Nya lewat rencana penyelamatan-Nya, Lewat pengorbanan Putra Tunggal-Nya. Kemudian Allah mengirimkan Roh-Nya ke atas muka bumi yang kacau balau dan gelap gulita itu untuk menyelidikinya. Kemudian setelah saatnya telah tiba, berfirmanlah Allah, “Biarlah ada terang atas bumi (lagi).” Maka Roh-Nyapun bercahaya kembali dan mengatasi kegelapan yang telah menyiksa bumi, namun tidak mengusir sepenuhnya tapi hanya separuhnya saja, maka sejak itu jadilah siang dan malam.

Bagaimana dengan nasib si tahanan penghuni bumi? Allah telah menyiapkan sebuah ketentuan bagi si jahat dan mengurungnya di dalam atmosfer bumi.

And God said, Let there be an expanse in the middle of the waters, and let it divide the waters from the waters. And God made the expanse, and divided the waters which were under the expanse from the waters which were above the expanse; and it was so. And God called the expanse, Heavens. And the evening and the morning were the second day. [Genesis 1:6-8]

Pada hari kedua itulah Allah menciptakan atmosfer, sebagai pemisah antara air yang di bawah (lautan) dan air yang di atas (surga/Heaven karena dalam beberapa konteks, surga juga tempat yang memancarkan mata air kehidupan) dan di dalamnyalah Allah telah membatasi gerak kekuatan jahat dan kuasa gelap sehingga ia tidak dapat lepas dari bumi. Ini bukanlah hari penciptaan yang indah seperti kelima hari lainnya, dan Allah-pun tidak memuji penciptaan hari kedua ini sebagai hal yang baik. Betapa berat hati-Nya ketika Ia harus memisahkan bumi dari kemuliaan surga.

Kemudian Allah kembali mendatangkan kehidupan ke atas bumi, pohon-pohon, burung, ikan dan hewan darat, semuanya dengan pola bentuk yang berbeda sama sekali dengan yang telah lalu, jauh berbeda dari bentuk-bentuk hewan purba. Mulai dari itu, Allah telah menentukan tatanan bumi yang baru berdasarkan keseimbangan yang baru. Keseimbangan yang kelak membawa kepada hari penebusan atas bumi, dan hari itu telah datang. Dan Dia yang telah datang telah menjanjikan sebuah tatanan yang lebih baru lagi, dan jauh lebih sempurna, pada masa milenium yang kita nantikan dan Dia akan menjadi Raja atas dunia lagi. Dan setelah itu akan ada masanya bahwa langit dan bumi yang lama akan berlalu.

Akhirnya saya harus berkata lagi bahwa apa yang telah saya uraikan mungkin tidak seluruhnya benar, bahkan mungkin tidak satupun yang benar. Hanya Dia-lah kebenaran itu. Supaya “Allah adalah benar, dan semua manusia pembohong.”

Tuhan datang segera.


Sumber lain:
• Believer’s Voice of Victory monthly magazine of Kenneth Copeland Ministry. Crowned with Glory.(?)
• Evolution: Fact or Fiction?




NB : Percayakah kita? cross

0 comments:

Post a Comment